Kamis, 19 Maret 2020

Resensi Buku "Parent with no Property"

"Parent with no Property"
(Parenting~Han Hee-Seok)





  • Judul              : "Parent with no Property"
  • Penulis           : Han Hee-Seok
  • Penerbit         : PT Bentang Pustaka
  • Tahun terbit   : 2013
  • Tebal buku     : xiv + 234 hlm; 20,5 cm
  • Jenis sampul  : Soft Cover
  • Kategori          : Novel Parenting
  • Harga buku    : Rp. 49.000

"Ada yang bilang bahwa setiap anak yang lahir pasti membawa piring nasinya sendiri. Meski mengecewakan, harus diakui bahwa itu hanya ada di generasi zaman dulu. Dan pada generasi sekarang ini, anak tidak lahir dengan membawa piring nasinya sendiri. Aku sangat terlambat menyadarinya"




Sinopsis:

Buku ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang Han Hee-Seok yang mendidik anaknya dalam belajar tanpa harus mengikuti bimbel yang mahal.Han Hee-Seok memiliki cita-cita sebagai penulis buku ketika masa muda. Han Hee-Seok memiliki istri dan 3 anak, mereka hidup dengan segala keterbatasan, pekerjaan yang serabutan, rumah yang masih mengontrak, makan sehari-hari yang seadanya hingga keterbatasan pendidikan untuk anak-anaknya. Han Hee Seok dan istri sangat khawatir dengan pendidikan anak-anaknya, seringkali mereka bertengkar dikarenakan nilai sekolah anak pertamanya yaitu Geoul selalu dalam masalah dan kemungkinan akan tinggal kelas. Geoul selalu mendapatkan peringkat paling bawah dikelasnya sehingga Han Hee-Seok dan istrinya selalu khawatir dan akhirnya Han Hee-Seok memutuskan untuk mendidik Geoul dengan caranya sendiri sehingga suatu hari dimasa depan Geoul dan adik-adiknya tidak mewarisi kemiskinan dari Han Hee-Seok dan istrinya.

Singkat cerita Han Hee Seok mulai menanyakan Geoul kepada gurunya, bagaimana keseharian Geoul di sekolah. Ayahnya tau jika disekolah Geoul tidak bisa fokus dan tidak mendengarkan penjelasan gurunya. Kemudian suatu ketika Han Hee-Seok meminta Geoul untuk meminjam buku catatan kepada teman Geoul yang memiliki peringkat pertama dikelas. Han Hee-Seok meminta geol membedakan buku catatan temannya dengan buku catatan Geoul. Han Hee-Seok meminta Geol untuk mencatat apa-apa yang telah dijelaskan gurunya dan mencatat apa-apa yang telah didengar Geol.

Singkat cerita cara belajar Geoul mengalami peningkatan secara perlahan-lahan, hasil belajar mulai terlihat. Geoul mengikuti arahan Han Hee-Seok dan tentu saja Han Hee-Seok tidak pernah lelah dan tidak pernah menyerah dalam mendidik Geoul. Han Hee-Seok bertanya pada guru, mahasiswa dan dengan orang lain bagaimana cara efektif belajar untuk Geoul. Han Hee-Seok menerapkan cara-cara belajar, tips-tips belajar untuk Geoul. Han Hee-Seok dan Geoul sungguh benar-benar berjuang dan sama-sama belajar. Hingga pada saat kelas 3 SMP Geoul memperoleh peringkat kelas pertama dari seluruh siswa. Betapa bangganya Han Hee Seok.

Han Hee Seok tetap tidak menyerah ia terus belajar dan memantau Geoul belajar dan begitupun juga diterapkan kepada adik-adiknya Geoul.Ketika SMA Geoul benar-benar belajar hingga larut malam,Geoul tidak pernah mengikuti kursus dikarenakan keterbatasan biaya sehingga Geoul harus berjuang sendiri dengan bantuan sang Ayah. Han Hee-Seok ingin Geoul melanjutkan hingga perguruan tinggi dengan beasiswa sehingga ingin tidak ingin, mau tidak mau, Geoul dan Han Hee-Seok harus berjuang dan belajar lebih ekstra lagi. Hingga pada akhirnya Geoul diterima disalahsatu perguruan tinggi terbaik di Korea Selatan dengan jurusan manajemen bisnis yang tentunya merupakan jurusan kuliah tersulit dan saingan terbanyak di Korea Selatan.


Ulasan:
Buku ini merupakan buku motivasi yang berbentuk Novel, Karangan dari "Han Hee-Seok". Novel ini sangat bagus banget dibaca, karena dalam bentuk novel jadi pesan yang disampaikan cukup jelas yang dilengkapi pengalaman dan penerapan cara belajar. Pada Novel ini diberikan tips-tips belajar untuk anak, mulai dari SD-SMA dengan beberapa aturan yang mesti diikuti. Kemudian pada buku ini juga menyajikan kisah yang mungkin dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita temui, selisih paham dengan anak dan orangtua serta bagaimana cara menyelasaikannya. Tentunya saya dapat menyimpulkan bahwa baik itu menjadi anak dan orangtua kita harus berusaha untuk berkomunikasi secara dua arah baik itu sebagaimana anak maupun sebagai orangtua. Kemudian jika anak tidak bisa memahami cobalah agar orangtua berusaha untuk memahami anak, begitupun sebaliknya. KOMUNIKASI harus selalu lebih utama.

*RECOMENDED*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Mlaku-mlaku Nang Kota Pacitan & Yogyakarta"

Hallo. Ini pertama kalinya aku memposting tulisan perjalananku. Kali ini aku ingin bercerita mengenai perjalananku ke kota yang sangat spe...